Rasulullah selalu berpesan agar setiap muslim untuk berlaku jujur, jujur terahdap Allah, dirinya dan terhadap orang lain terutama pada saat dibutuhkan dengan cara dengan mengatakan apa adanya meskipun harus menanggung akibatnya, seperti dalam persidangan yang menyangkut hajat orang banyak, seperti dimintai kesaksian di pengadilan apalagi terkait dengankasus korupsi uang negara, sebagaimana Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban
قل الحق ولو كان مرا
Katakan kebenaran walau pahit (HR. Ibnu Hibban)
Makna gampangnya, Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, tanpa ada tendensi untuk menutupi kesalahan orang lain, kita bisa bayangkan seandainya para saksi itu berkata jujur maka hakim akan dengan mudah menjernihkan putusannya, yang salah diputus salah dan sebaliknya yang benar akan mendapat kebenarannya.
Alangkah damainya dan tentramnya hidup dalam bangsa yang penuh dengan kejujuran, akibat yang dirasakan dari perbuatan jujur adalah kebaikan yang merata ke segala arah, tak terbedakan mana penguasa atau rakyat jelata, tak ada lagi mana cicak dan mana buaya. Pendek kata kejujuran menjadi pintu masuk semua kebaikan. Sebaliknya, Kebohongan membuka jalan lebar kepada keburukan, uniknya di dalam perbuatan bohong, untuk menutupinya butuh kebohongan yang lebih besar lagi, dari kebohongan semula.
Kejujuran rupanya mempunyai pertalian erat dengan aqidah. Seseorang yang aqidahnya kuat akan selalu berbuat jujur, karena merasakan kemaha hadiran Allah swt, setiap gerak dan langkahnya selalu merasa diawasi oleh Allah swt Yang Maha Mengetahui.
Rasul saw bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah dikatakan bahwa: “ Sifat yang dibenci oleh Rasulullah adalah bohong”. Kalau ada orang yang berbohong sekali, maka tidak akan hilang dalam ingatan Rasulullah sampai orang itu bertaubat. Mengapa bohong itu sangat serius ? dan jujur sangat penting ?. Jujur adalah pintu kebaikan. Bohong adalah pintu kejahatan. Artinya, kalau yang kita buka adalah pintu kejujuran, maka akan masuk asemua kebaikan, sebaliknya bohong adalah pintu kejahatan, kalau dibuka pintu kebohongan maka akan masuk seluruh kejahatan.
Ada seorang yang datang kepada Rasulullah ingin memeluk agama Islam tetapi ia hobby berzina. Persoalan tersebut jika dibawa kepada seorang psikiater mungkin resepnya akan beraneka warna, tetapi Rasulullah memberikan resep yang sangat singkat, yaitu tidak boleh berdusta (bohong). Apa hubungan zina dengan bohong ? bohong adalah pintunya, jika pintunya dibuka, maka segala dosa itu akan masuk, tapi jika kebohongan itu ditutup maka segala dosa tidak akan masuk. Artinya dari seluruh kejahatan yang kita kerjakan itu akibat kita sering berani berbohong dan berdusta.
Sebagai orang mu’min sifat jujur adalah salah satu ciri yang harus dilekatkan dalam dirinya, mungkin saja orang mukmin bermaksiat tetapi seorang mu’min tidak mungkin melakukan kebohongan. Suatu hari Rasulullah saw bersabda: “ setiap mu’min mungkin saja mempunyai sikap yang jelek,. Tetapi yang tidak boleh adalah dusta dan khianat, kemudian datang seseorang yang bertanya, wahai.. Rasul saw, mungkinkah seorang mu’min itu penakut,
Rasul saw menjawab:”mungkin”
Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil ?”. Jawab Rasulullah : “mungkin”.
Sahabat kembali bertanya : “Mungkinkah seseorang mukmin al Kadzab (berdusta) ?
Rasul saw menjawab : “Tidak mungkin”.
Terkadang kita berbohong tetapi dalam kesadaran diri kita, kita tidak merasakan bahwa ada masalah besar dengan akhlak kita, padahal sekelumit kisah di atas, seolah-olah larangan keras dari rasul saw untuk orang-orang yang berbohong, bahkan bohong mengeluarkan manusia dari bingkai keimanannya. Pada postingan penagih pajak yang jujur di sana banyak pelajaran berharga yang membuat kita bisa membedakan dengan jelas prilaku pejabat terdahulu dan sekarang
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya...