Hujan : Rahmat atau Laknat

 on 01 March 2014  

Allah maha pemurah, kepemurahannya itu telah dibuktikan dengan memberikan bumi sebagai tempat tinggal yang ramah dan murah, semua telah disiapkan semua disediakan telah siap pakai, tinggal manusia yang mau mengolah atau tidaknya. Sebagai khalifah tugas utamanya ada dua,

1. memakmurkan bumi
2. Merawat alam semesta

Memakmurkan bumi menjadi tugas kolektif, karena bumi ini ditempati secara bersama-sama, keterlibatan sangat diharapkan berjalan secara sinergis, bagi ahli ilmu alam memberikan pengertian kepada yang awam tentang ilmu alam, sedangkan yang awam sadar dan mau mentaati terhadap kepada ahlinya. Pemerintah dengan segenap kebijakannya juga harus memperhatiakan kemakmuran terhadap bumi beserta isinya agar bumi ini menjadi lestari dan mampu menjadi tempat yang ramah hingga anak cucuk kita

Merawat alam adalah tugas kedua yang berkaitan dengan alam, tugas ini dengan berbagai bentuknya diharapkan dapat menjadikan alam tetap terjaga dan aman dari tangan jahat yang tidak bertanggung jawab. saling mengingatkan dan menasehati akan pentingnya menyelamatkan bumi dengan cara menjaga pepohonan, membuat resapan dan membuat segala bentuk kegiatan yang mengarah kepada pemanfaatan alam yang ramah dan tidak merusak ekosistem yang sudah mapan seperti yang diciptakan oleh Allah swt.

kita semua tentu sadar, bahwa alam raya dengan segala pesona yang melekat di dalamnya adalah tanda kekuasaan Allah bagi orang orang yang mau memikirkannya, termasuk diciptakannya angin dan hujan. Seluruh makhluknya adalah ciptaannya, termasuk angin adalah ciptaannya, arah bertiupnya sesuai dengan perintah Allah, pergerakan angin membawa berita gembira atas rahmat yang dibawanya, dengan angin yang bertiup udara menjadi segar, virus hilang dan berganti dengan rahmat dan segala nikmat. Angin juga bisa menggiring gumpalan awan untuk bergerak ke suatu tempat kemudian mendatangkan hujan, airnya menumbuhkan berbagai macam pohonan dan sayuran untuk kepentingan makhluk di bumi ini dalam Surat Ar-Ruum: 46
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur”
dalam ayat yang lain

Penggalan Surat al Baqarah ayat 164
وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“..dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. al Baqarah: 164).

Namun tidak semua angin atau hujan menjadi rahmat, terkadang juga menjadi adzab yang menjadi sebab kematian dan kehancuran manusia, tidak setabilnya kehidupan dibumi ini, seperti kisahnya kaum 'Aad (kaumnya Nabi Hud)

وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ. مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ
“Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42)

Begitu juga hujan, hujan terkadang menjadi adzab bagi pepnghuni bumi, seperti banjnir bandang yang dikirmkan untuk menghancurkan ummatnya Nabi nuh as yang durhaka. Jadi, ada banyak ragam tafsir seiring dengan datangnya bencana yang melanda bumi ini. Bisa jadi banjir bagi sebagian orang manfaat, seperti tukang service mengalami peningkatan pelanggan, mesin air makin dibur, dan segala kebutuhan lainnya. Di satu sisi madharat tapi di sisi yang lain manfaat bagi orang lain.tidak salah lagi apa yang dikatakan oleh Jalaluddin Ar-Rumi
Ular bagi ular adalah kehidupan
Namun ular ini bagi manusia adalah kematian
Karena itu tiada keburukan mutlak di alam semesta
Ketahuilah keburukan nisbilah yang ada di alam semesta

Banjir bermanfaat untuk sebagian kecil orang tetapi bagi sebagian besar bagi mereka adalah bencana, begitu juga fenomena alam lainnya. jadi semua masih menjadi tanda tanya besar apakah banjir yang ada saat ini menjadi rahmat atau laknat bagi penduduk bumi itu sendiri.



J-Theme